Rumput di Norwegia Tampak Lebih Hijau

Sabtu, 26 April 2008, 19.30an (WIB) Waktu Indonesia bagian Bandung

Telepon rumah berdering, saya ketika itu sedang berada di pintu gerbang, mengantarkan tamu (murid & pengajar Pipilaka) yang mau pulang. Ngga berapa lama teman saya yang nerima telepon memanggil saya. "Yan, telpon dari Omey, Yan"...

Ziiiiing.... Omey, hehehe, temen saya yang lagi Studi di Norwegia, beliau mengambil Master di bidang teknik kelautan. Beliau ini orang hebat, bung!. Ada apa neeh tiba-tiba nelpon, dari Norway pula. Ini merupakan telpon yang pertama kali sejak beliau berangkat ke Norwegia pada Agustus 2007, berarti sudah delapan bulan beliau disana.

Langsung deh saya terima dan mulai ngobrol ngalor ngidul mulai dari aktivitas bisnis saya, studi beliau, teman-teman kami yang berbisnis, yang punya anak... sampai rencana-rencana untuk menikah. Hehehe, obrolan yang cukup panjang, sekitar 30 - 40 menit. Ternyata beliau sedang butuh motivasi, ingin kembali membangun bisnis yang pernah dilakoninya di Indonesia, namun karena studi jadi terpaksa di tinggal sementara bisnis yang beliau geluti.

Yah, begitulah... Rumput tetangga memang seringkali terliat sangat hijau.

Ada keinginan saya untuk bisa melanjutkan studi, seperti Omey, namun ada hal-hal yang berkaitan dengan bisnis saya yang harus diselesaikan terlebih dahulu, sebelum bisa benar-benar melanjutkan studi... Sementara itu Omey juga ingin membangun bisnis seperti yang sedang saya jalani (meski beliau belum mencicipi susah & dukanya)... Katanya... Hidup di Indonesia is the best lah!
Hehehe, dan memang dalam perspektif saya saat ini rumputnya Omey terlihat lebih hijau :)

-----

Disana Omey menggunakan VOIP (Voice Over Internet Protocol) jadi bisa nelpon lama dengan biaya yang mungkin mendekati gratis (well, saya sendiri belum pernah cobain seeh).

-----

He, tulisannya gak runtun yah? Maklum belum biasa nulis, masih belajar nih oom, tante...
Belajar, Belajar dan Belajar, Yan!

Comments